Selasa, 02 Juli 2013

Kritik untuk Fans Fanatik JKT48

Munculnya JKT48 di dunia musik Indonesia tak bisa dipungkiri membawa sesuatu yang baru, walaupun kemunculannya seiring dengan mewabahnya tren girlband-boyband. Bedanya, JKT48 muncul dengan personel/member yang jumlahnya paling banyak di antara grup lain yang lebih duluan muncul. Selain itu, kehadiran JKT48 dianggap membawa konsep yang berbeda. Konsep yang paling sering didengungkan adalah ‘idol group’. Dengan konsep ini, diklaim berbeda dengan apa yang disebut sebagai ‘girlband‘.
Tumbuh bersama fans.
Idola yang bisa ditemui setiap hari.
JKT48 itu bukan girlband, tapi idol group.
JKT48 itu bukan plagiat AKB48 karena JKT48 adalah sister group dari AKB48 dan masih dalam satu manajemen yang sama.
Itulah di antara deretan slogan/klaim/konsep yang sering diumbar oleh para fans yang mulai fanatik dengan JKT48. Tak jarang mereka gunakan sebagai senjata untuk ‘menangkis’ serangan haters atau pengkritik JKT48. Tak jarang pula mereka gunakan untuk membanggakan JKT48 agar terkesan beda dengan grup-grup lainnya, terutama yang dianggap sebagai girlband (istilah yang mulai ‘haram’ bagi mereka).


Yang paling bikin muak adalah ketika itu digunakan untuk menyerang fanbase/fandom grup lain, contohnya fans Cherry Belle. Sebenarnya tidak ada yang salah kalau mereka menggunakannya untuk membela JKT48 yang dianggap sebagai plagiat AKB48. Yang salah dan fatal adalah ketika konsep ‘sister group’ itu digunakan untuk berlindung di balik cemoohan pengkritik JKT48 yang menganggap JKT48 hanyalah sebagai bayang-bayang AKB48 semata.
Ya. Adalah sebuah kenaifan ketika sebagian fans JKT48 selalu berlindung di balik ketiak istilah ‘sister group’. Dengan demikian, mereka merasa grup idolanya itu bebas dari yang namanya plagiat, jiplakan, imitasi, dan istilah sebangsanya. Namanya juga ‘sister group’, wajar dong kalau konsep dan lagu-lagunya ngambil dari lagu-lagu AKB48. Begitu mereka biasa berdalih. Istilahnya, dengan konsep ‘sister group’ itu, mereka merasa ada legalitas hukum yang melindungi secara aman. Dengan demikian pula, mereka (fans fanatik JKT48) merasa tidak ada beban menyerang fanbase/fandom grup lain yang mereka anggap plagiat. Toh pikir mereka, kalau ada yang menyerang balik JKT48 sebagai plagiat/jiplakan AKB48, mereka tinggal pakai argumen/senjata andalan berupa konsep ‘sister group’. Enak banget, kan?
Lama-lama kelakuan fans JKT48 ini bikin ‘eneg’ karena dengan berlindung di bawah konsep ‘sister group’, mereka justru menyerang grup tetangga sebagai plagiat. Apakah mereka tidak berpikir bahwa sejatinya yang mereka bela dan idolakan pada hakikatnya hanyalah bayang-bayang dari grup induknya yang tentu saja lebih besar, yaitu AKB48. Tak jarang kelakuan fans fanatik JKT48 menjadi bahan tertawaan haters atau mereka yang anti terhadap JKT48. Salah satunya ya karena mereka (fans JKT48) selalu berlindung di bawah istilah/konsep ‘sister group’. Padahal harusnya mereka sadar, bahwa idola mereka tetap saja TIDAK ORIGINAL. Idola mereka hanyalah hasil ekspansi budaya orang Jepang ke Indonesia, lalu bertopengkan wajah orang Indonesia.

Salahkah mengidolakan grup yang tidak original? Tentu saja tidak salah sama sekali. Yang salah dan KONYOL adalah ketika mereka malah menyerang grup lain yang mereka anggap plagiat atau tidak original, padahal grup idola mereka sendiri tidak original. Lucu, kan?
Sebaiknya jangan selalu berlindung dengan istilah ‘sister group’ jika kalian doyan menyerang fanbase/fandom grup lain. Mudah saja bagi haters atau anti fans JKT48 untuk meledek & mengumbar kekurangan-kekurangan JKT48 maupun kekonyolan para fans fanatiknya.
Secara kasar saja, sebenarnya banyak yang bisa dicela dari JKT48, di antaranya:

  • Lagu-lagunya nggak jelas. Gimana mau jelas kalau cuma hasil translate (terjemahan) bahasa Jepang dari lagu-lagu AKB48, yang tentu saja kurang cocok dengan budaya Indonesia. Coba dengar secara cermat lirik-lirik lagu hasil translate-nya. Orang bisa dipastikan akan mikir begini, ini lirik maksudnya apaan sih? Bercerita tentang apa sih? Jelas sekali bahwa budaya Jepang sangat kental dalam lirik-lirik lagu AKB48 yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Umumnya tidak cocok dengan kondisi di Indonesia. Lirik-liriknya pun akan terdengar aneh dan sulit dipahami.
  • Selalu lipsync kalau tampil di acara TV. Mungkin kru dan para fans bisa membela bahwa itu karena alasan teknis, tapi orang awam mungkin tidak mau tahu soal itu. Lucunya adalah ketika ada salah satu fans JKT48 yang mengejek grup lain yang ia anggap tampil secara lipsync, padahal grup idolanya sendiri (JKT48) selalu lipsync saat tampil di TV. Lucu banget, kan?
  • Suara pas-pasan. Harusnya fans fanatik JKT48 sadar akan hal ini karena mereka dengan mudah akan dicap sebagai fans dengan selera musik rendah, pemuja tampang, dan sebutan-sebutan rendah lainnya. Kecuali kalau mereka ngefans karena suka dengan musikalitas lagu-lagunya, koreografinya, komposisi musik lagu-lagunya, ataupun aransemen musiknya (dan sebagainya yang tidak termasuk vokal). Tapi kalau ngefans karena hal-hal non vokal ini, berarti seharusnya mereka lebih ngefans sama AKB48. Dan biasanya fans sejati AKB48 kurang suka dengan grup bayangan/tiruan/jiplakannya, sekalipun itu adalah sister groupnya sendiri. Di mana-mana yang original itu tetap paling disukai dan paling OK ketimbang cuma bayangannya.
Dan masih ada beberapa kekurangan lagi yang bisa dikorek dari JKT48 kalau mau jujur. Dengan 3 kekurangan tersebut di atas saja, harusnya fans fanatik JKT48 sadar, bahwa menyerang fanbase/fandom/grup lain hanya akan menjadi bumerang buat mereka. Haters atau anti JKT48 akan dengan sangat mudah mengorek kekurangan JKT48 dan menjadikannya sebagai counter atau serangan balik. Bahkan sebagai lelucon.
Intinya begini. Kalau mau menyerang fanbase/fandom/grup lain, pastikan idola Anda tidak punya kekurangan. Atau jangan bawa-bawa nama JKT48 kalau mau menyerang fanbase/fandom/grup lain karena hanya akan merusak citra grup idola kalian (serta citra fans JKT48 secara umum). Karena nila setitik, rusak susu sebelanga.
Satu lagi, harusnya fans fanatik JKT48 sadar, bahwa membuat sebuah konsep baru yang benar-benar original itu sangat sulit. Di dunia musik sudah terlalu banyak konsep. Sedikit mirip saja (walaupun tidak disengaja), bisa-bisa langsung dicap plagiat. Tiru-meniru kadang sulit dihindari. Itulah konsekuensi dan resiko paling berat yang harus ditanggung oleh grup-grup vokal selain JKT48 di Indonesia. Itu pulalah yang TIDAK FAIR kalau para fans fanatik JKT48 selalu berlindung di bawah ketiak istilah ‘sister group’ untuk mengamankan idola mereka dari cibiran, lalu menyerang grup lain dengan senjata istilah bernama ‘plagiat’.

Banyak fans fanatik yang asal umbar istilah ‘plagiat’, padahal kurang paham hakikat makna yang sebenarnya. Mungkin istilah itu keren bagi mereka. Sama halnya dengan sebagian besar fans fanatik JKT48 yang shock dengan istilah ‘idol group’ dan ‘sister group’. Mereka mungkin anggap istilah itu keren dan beda dari yang lain. Lalu istilah ‘idol group’ pun dianggap lebih tinggi derajatnya daripada istilah ‘girlband’ atau ‘boyband’. Tentang hal ini sudah dibahas panjang lebar sebagai sebuah Syndrom Weaboo. Baca juga tentang Idol Group di Pikiran Orang Indonesia dan Kritikan Buat JKT48 (DItanggapi Secara Positif).
Fans di Indonesia sepertinya masih banyak yang belum siap mencerna budaya yang mereka anggap baru di dunia musik Indonesia. Sebeda-bedanya JKT48 dengan grup cewek lain di Indonesia, tetap saja tidak original. Mungkin cuma tampang saja yang original. Jadi kalau begitu, sesama tidak original harusnya jangan saling mengejek. Simpel, kan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar